Dashcam di Era Digital, Bukti Hukum dan Peningkatan Kesadaran

Wacana kamera dasbor Dashcam menarik perhatian. Itu terjadi di jalanan Indonesia. Kondisi jalanan semakin menantang. Data kecelakaan dan kejahatan mengkhawatirkan. Fenomena ini memunculkan pertanyaan. Apakah dashcam sudah selevel sandang, pangan, papan?

Kita tidak bisa memungkiri. Berkendara di kota besar tantangan. Kemacetan parah menjadi pemandangan sehari-hari. Jalanan rusak sering dijumpai. Pengendara ugal-ugalan pun banyak. Risiko kecelakaan juga meningkat. 

Tahun 2022, data menunjukkan. Ada 139.258 kasus kecelakaan. Korban jiwa mencapai 28.131 orang. Ini menurut Badan Pusat Statistik (2024). 

Angka kriminalitas juga mengerikan. Dari Januari sampai Mei 2024. Tercatat 2.355 kasus pencurian. Ada juga kasus begal. Ini mengakibatkan 2.097 korban. Data ini dari Pusiknas Polri (2024). 

Ada jenis kejahatan lain. Contohnya pencurian kendaraan bermotor. Memiliki kendaraan berisiko besar. Ini risiko dari kecelakaan. Juga risiko tindak kejahatan.

Dashcam tidak bisa mencegah langsung. Namun perangkat ini berguna. Fungsinya sebagai bukti hukum. Rekaman dashcam bisa membantu polisi. Mengungkap kasus seperti pencurian. Juga pembegalan atau tabrak lari. 

Ini menunjukkan ciri pelaku. Atau nomor pelat kendaraan. Selain itu, dashcam mencegah. Pelaku kriminal sering menghindari. Mereka menghindari kendaraan ber-dashcam. Mereka tahu aksinya terekam. 

Stiker sederhana bisa mengurangi risiko. Stiker itu bertuliskan “mobil ini dilengkapi dashcam” (Tokopedia). 

Di luar kejahatan, rekaman dashcam membantu. Memberikan bukti objektif menentukan bersalah. Ini berguna dalam kecelakaan. Proses klaim asuransi pun mudah. Demikian menurut Universitas Narotama (2024).

Penelitian dari Forensic Science, Medicine, and Pathology (2021) menyoroti. Penelitian tersebut menunjukkan pentingnya dashcam. Menyelidiki kasus kematian pejalan kaki. Pejalan kaki itu ditabrak truk di jalan. 

Awalnya dianggap kecelakaan biasa. Itu karena tidak ada saksi mata. Namun, rekaman dashcam dianalisis. Kesimpulan lalu berubah drastis. 

Rekaman menunjukkan pria berlari. Dia sengaja ke tengah jalan. Itu saat truk mendekat. Dia tidak menghindar sama sekali. Ini membuktikan dashcam mengubah. Itu mengubah arah investigasi. Itu secara fundamental.

Dashcam juga meningkatkan kesadaran. Kesadaran akan keselamatan. 

Pengemudi lebih hati-hati. Itu saat aksinya terekam. Mereka lebih patuh aturan lalu lintas. Ini menciptakan budaya berkendara baik. Pengemudi lebih teliti saat berpindah jalur. 

Mereka juga lebih teliti mengatur kecepatan. Sekaligus membantu menghindari pengendara lain. Yang melanggar aturan.

Meski manfaatnya banyak, dashcam belum. Itu belum jadi kebutuhan primer. Kebutuhan primer sandang, pangan, papan. Itu mutlak bagi kelangsungan hidup. 

Dashcam tidak masuk kategori ini. Keberadaannya tidak menentukan hidup. Atau mati seseorang. Bahkan mobil bukan primer. Itu bagi banyak orang.

Kurangnya kesadaran masyarakat menjadi alasan. Itu alasan rendahnya penggunaan dashcam. Banyak anggapnya berguna. Hanya untuk perjalanan jauh. 

Padahal risiko kecelakaan dan kejahatan. Itu bisa terjadi di mana saja. Harga juga menjadi penghalang. Dashcam berkualitas tinggi mahal. Harganya bisa di atas sejuta. 

Itu angka besar bagi masyarakat. Ada pilihan yang lebih murah. Namun kualitasnya kurang optimal. Terutama resolusi gambar. Juga kemampuan merekam malam.

Dashcam memang memberi rasa tenang. Rasa tenang lebih besar. Itu keuntungan tidak bisa diabaikan. Tetapi rasa tenang juga didapat. Kepatuhan pada aturan lalu lintas. Atau asuransi yang lengkap. 

Prioritas utama tetap pencegahan. Itu meliputi penegakan hukum. Juga perbaikan infrastruktur jalan. Pendidikan keselamatan lebih fundamental.

Tinggalkan Balasan